Prospek Saham Monster Beverage 2025 Apakah Minuman Energi Masih Menggoda
Saya menenggak Monster pertama kali di tol Jawa Tengah tahun 2010, dan rasa melonjak itu menemani perjalanan malam sampai fajar.
Kini logo cakar hijau itu menaungi kapitalisasi puluhan miliar dolar—membuat rasa kagum sekaligus waspada.
Perjalanan Monster Beverage
Darwin menekankan bahwa kelangsungan hidup bergantung pada kemampuan beradaptasi.
Minuman energi dulunya sekadar penunda kantuk gamer warnet, kini mengisi rak mini‑market Jakarta hingga Jeddah.
Setelah loyo di akhir 2024, data Nielsen menunjukkan penjualan unit melonjak 10 % di kuartal I 2025, sementara soda hanya merayap.
Tren inilah yang mendorong harga saham mendekati US$63.
Kilas kinerja Q1 2025
Metik | Q1 25 | Q1 24 | Δ |
Penjualan Bersih | $1,85 m | $1,90 m | ‑2,3 % |
Margin Kotor | 56,5 % | 54,1 % | +240 bp |
Margin Operasi | 30,7 % | 28,5 % | +220 bp |
ROIC (TTM) | 32 % | 29 % | +300 bp |
Margin naik meski volume turun—ibarat menang sprint namun tersandung sesaat sebelum pita finis.
Alokasi modal: pisau bermata dua
Sun Tzu menulis bahwa penentuan waktu dapat mengubah kekuatan jadi kelemahan.
Tender buyback US$3 miliar pada Juni 2024 terjadi tepat sebelum laporan laba mengecewakan, menekan harga ke US$43.
Walau obligasi lunas April 2025 dan kas bersih US$1,9 miliar, kredibilitas manajemen sedikit tercoreng.
Tarif aluminium AS bisa memangkas margin kotor 50 bp, namun sebagian besar kaleng Monster memakai lembaran domestik daur ulang sehingga dampaknya ringan.
Mengapa merek tetap krusial
Haruki Murakami pernah berkata, “Rasa sakit tak terhindarkan, penderitaan pilihan.”
Untuk Monster, fluktuasi biaya hanyalah rasa sakit; merosotnya merek akan menjadi penderitaan.
TikTok #MonsterBombPop mengumpulkan dua puluh lima juta tayangan, menjual rasa eksklusif dalam setiap tegukan.
Red Bull memainkan mitos olahraga ekstrem, Celsius merangkul kultur gym, Rockstar bernostalgia.
Monster masih punya DNA pemberontak, namun buzz medsos cepat basi.
Tanya cepat yang sering muncul
Sedikit, di gym dan toko kesehatan, tapi Monster tetap penguasa SPBU dan pasar luar negeri.
Belum dalam waktu dekat; prioritasnya buyback dan inovasi produk.
Tinggi; penjualan anjlok 38 %, potensi rugi penurunan nilai pada H2 2025.
Dampak langsung kecil, namun pemasok bisa menyalurkan sebagian biaya.
Ekspansi Amerika Latin dan Asia Tenggara; pangsa internasional baru 39 %.
Kejenuhan pasar AS plus pencurian pangsa oleh Celsius dapat menekan harga ke US$50.
Proyeksi 2025–2027
• Jalur optimistis: volume +6 %, margin stabil → target US$78.
• Jalur moderat: volume +3 %, biaya naik moderat → US$60‑65.
• Jalur pesimis: tekanan FX dan rugi penurunan nilai → US$48‑52.
Kesimpulan Monster masih mengaum namun gema mulai meredup.
Multipel 25× EBIT menuntut eksekusi nyaris sempurna.
Katalis berikutnya: penjualan internasional dan keputusan modal yang lebih cerdas.
minuman energi, Monster Beverage, analisis saham, prospek 2025, margin, buyback, tarif aluminium, Red Bull, Celsius, pertumbuhan global
Raksasa Minuman Energi di Persimpangan 2025