Kontroversi Bob Vylan di Glastonbury Memicu Investigasi Polisi atas Slogan Panggung
Suasana festival berubah seketika ketika teriakan “Death, death to the IDF” terdengar dari panggung West Holts. Saya merinding—bukan karena hujan, melainkan karena sadar jutaan mata menyaksikannya lewat BBC. Tulisan ini menelusuri kronologi, reaksi, dan dampak panjang bagi kebebasan berekspresi di panggung musik.
Detik‑Detik di Panggung West Holts
Sabtu, 28 Juni 2025 sore, Bob Vylan memimpin massa meneriakkan “Free Palestine” lalu “Death, death to the IDF.” :contentReference[oaicite:14]{index=14}
Ribuan penonton mengikuti, ponsel terangkat, kamera BBC tetap bergulir.
“Kebebasan berbicara adalah fondasi dari semua kebebasan.” — Kofi Annan
Dampak Langsung
Glastonbury menyebut slogan tersebut “melewati batas.” :contentReference[oaicite:15]{index=15}
BBC menghapus siaran ulang di iPlayer dan menambahkan peringatan konten. :contentReference[oaicite:16]{index=16}
Menteri Kesehatan Wes Streeting mengecam keras namun juga menyinggung “tugas Israel membereskan rumahnya sendiri.” :contentReference[oaicite:17]{index=17}
Polisi Avon & Somerset meninjau rekaman untuk menilai potensi pelanggaran aturan ketertiban umum. :contentReference[oaicite:18]{index=18}
Kacamata Hukum
Pasal 4A dan 5 Public Order Act 1986 Inggris melarang ucapan mengancam yang memicu kebencian.
Pertanyaannya: apakah seruan terhadap IDF adalah kritik politik sah atau sudah mengarah pada ujaran kebencian terhadap kelompok tertentu.
Preseden menunjukkan kritik militer kerap dilindungi, tetapi ajakan kekerasan sering berujung dakwaan.
Kneecap Menggema
Beberapa jam sebelumnya, trio Belfast Kneecap meneriakkan “Free Palestine” dan menghina Keir Starmer. :contentReference[oaicite:19]{index=19}
Mo Chara bercanda agar penggemar “memulai kerusuhan” di persidangannya—minyak yang menyulut bara politik.
Dalam 10 menit, tagar #LarangBand dan #MusikMelawan mendominasi X.
Respons Para Pemangku Kepentingan
Pihak | Pernyataan | Dampak |
---|---|---|
Penyelenggara | “Melewati garis merah.” | Syarat kontrak artis bisa diperketat. |
BBC | “Konten mengganggu.” | Penyelidikan Ofcom menanti. |
Pemerintah | “Retorika keji.” | Tekanan politik terhadap penyiar dan polisi. |
Kedubes Israel UK | “Ujaran kebencian.” | Desakan penindakan hukum tegas. |
Pertanyaan yang Sering Muncul
Kritik politik bisa sah, tetapi seruan kematian sering dianggap ancaman dan dapat dipidana.
Penundaan tiga detik terlalu singkat ketika lautan manusia serempak meneriakkan slogan. :contentReference[oaicite:20]{index=20}
Bisa, jika polisi menilai ada penghasutan kebencian atau kekerasan.
Belum pernah ada seruan kematian sejak era CND 1980‑an, menjadikannya kasus unik.
Kasus mereka diperiksa bersamaan untuk menghindari kesan standar ganda.
Kontrak lebih ketat, penundaan siaran lebih lama, dan pemeriksaan lirik lebih detail.
Tiga Skenario ke Depan
Mendarat Mulus. Polisi tak menemukan pelanggaran, permintaan maaf publik, aturan festival diperketat.
Bentrok Hukum. CPS menuntut, persidangan menguji batas protes vs kebencian.
Efek Domino Industri. Sponsor hengkang, premi asuransi naik, festival kecil melakukan sensor preventif.
Glastonbury selalu dipuja sebagai panggung perlawanan, tetapi seruan kematian menempatkan festival di ujung tebing antara protes dan kekerasan. Apakah Bob Vylan terlalu jauh atau justru menyingkap luka lama, keputusan hukum dan reaksi publik tahun ini akan menjadi kompas bagi kebebasan artistik di era polarisasi ekstrem.
Uproar Festival Memaksa Inggris Menata Ulang Batas Ekspresi Panggung